Saudaraku pembaca yang budiman lagi berbudi pekerti yang baik..
Hari ini tanganku tergerak untuk menuliskan sebuah kisah nyata.
kisah ini pernah terjadi di tempat tinggalku yaitu desa sukaharja kec. singkup.
memang.... disini terdapat beberapa orang para penggemar burung
Mereka senang sekali mengoleksi berbagai jenis burung
Selain untuk menikmati bentuknya yang indah.. tentu saja bila nanti burung tersebut kicauannya sudah merdu maka harga jualnya pun relatif tinggi.
jadi... kalo nanti para pembaca mau membeli burung, datang saja ke sp2.. oke.. hehe... (kok jadi promosi)
Suatu hari.. ketika bulan puasa tahun 2014 terjadilah suatu perkara..
Yaitu ketika 2 orang bertetangga menampilkan sebuah atraksi (jotos-jotosan)
Selidik punya selidik... 'katanya' si A merasa kaget dan tak bisa lagi membendung esemooosi karena mendengar kabar dari kawannya bahwa si B berencana melakukan pembunuhan terhadapnya "hanya" karena masalah burung. Akhirnya si A mengajak beberapa kawannya untuk memukuli si B.
Pengakuan si A "daripada nanti saya beneran dibunuh sama si B, mending saya hajar dia duluan"
Si A juga mengatakan "rencana pembunuhan lebih berbahaya daripada sekedar pemukulan" alasannya apa? Dia melanjutkan "karena rencana pembunuhan itu tersembunyi sedangkan pemukulan yang ia lakukan secara terang-terangan" (artinya gentle atau apalah bahasa kerennya...?? intinya tidak main belakang.)
Entah benar atau tidak penyebab perseteruan itu karena sayapun tidak mendapatkan keterangan dari si B namun pada hari itu juga masalah sudah diselesaikan.
Di sudut lain.. masih di desa yang sama terjadilah kisah konyol dari sebuah "keluarga remaja".
"Cinta" menghantarkan keduanya pada pernikahan dini (lah wong seumuran SMP udah nikah)
Kala itu keduanya tinggal bersama dirumah orang tua sang istri.
Kebetulan sang suami juga termasuk penghobi burung, bahkan saking hobinya dia pandai bersiul mengikuti berbagai jenis suara burung dan ketika mendengar suara burung dihutan pun ia langsung mengenali itu burung apa. (Aku yo ora mudeng... yang aku kenal cuma suara burung tekukur. Hhehe..)
Singkat cerita.. di usia pernikahannya yang masih muda itu sang suami sudah mengkoleksi beberapa jenis burung (ada uang... beli burung...)
Suatu hari sang istri jatuh sakit, konyolnya... ketika sang istri sakit sang suami bukannya mengantar berobat tapi justru malah pergi mencari burung. (Orang tua mana yang tega membiarkan putrinya di terlantarkan seperti itu)
Akhirnya sang ayah wanita tersebut pun membawa anaknya pergi berobat.
Beberapa hari kemudian terdengarlah kabar bahwa keluarga remaja itu akan pulang kepulau jawa. Dan sang ayah pun ikut mengantar putri dan menantunya itu.
Waktu berlalu dan sang ayah kembali ke pulau kalimantan bersama putrinya. (Lho... dimana sang menantu??)
Rupa-rupanya sang menantu di "kembalikan" kepada kedua orang tuanya.
(Hmm... "hanya" karena burung rumah tangga berantakan).
-------------------------
PESAN DARI KISAH INI ADALAH :
1. Jadilah lelaki yang bertanggung jawab.. jangan cuma mikirin "burungmu" tapi pikirkan juga istrimu.. (hehe.... jangan ngeres ya..)
2. Tak mengapa bila engkau punya hobi memelihara burung... asalkan burung tersebut dirawat dengan baik... dikasih makan dan minum...
3. Inget.... kalo sudah menikah harus lebih bijak lagi... jangan sampe berlebihan.. semua harus berimbang antara hobi dan keluarga.
4. Sang istri harus mengerti hobi suami.. namun jika sang suami mulai "keterlaluan" dalam hobi nya maka janganlah merasa sungkan untuk menasehati sang suami.. tentunya dengan kata yang bijak dan santun.
5. Dalam kisah ini tentu BURUNG tak bersalah... jadi jangan salahkan burung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung
Berkomentarlah dengan santun
oke broo...